Senin, 20 Desember 2010
Keluh Versus Syukur
Suatu hal yang wajar jika sesekali kita mengeluh, karena sudah menjadi kodrat manusia suka berkeluh kesah seperti disebutkan dalam Surat Al-Ma'arij ayat 19-21, "Sesungguhnya manusia itu diciptakan dengan sifat suka mengeluh. Apabila ditimpa musibah dia mengeluh dan apabila ditimpa kesenangan berupa harta ia jadi kikir." Tapi yang sering terjadi adalah, tidak ditimpa musibah pun kita kadang sering mengeluh. makanan kurang garam kita mengeluh. Jalanan macet kita mengeluh, padahal kita tahu bahwa kemacetan adalah pemandangan sehari-hari di kota Jakarta. belum dapat jodoh, kita mengeluh Pekerjaan rumah tangga menumpuk karena tidak ada pembantu, kita mengeluh. Anak rewel, kita mengeluh. Tugas di kantor bertambah, kita mengeluh. Seolah semua hal jadi bahan keluhan. yaaah,,, kalau kita lihat keluhan-keluhan ini adalah hal yang sepele, hal yang hanya terkait dengan urusan duniawi.
Kita pandai mengeluh, tapi kita tidak pandai bersyukur...
Kita tidak pernah menyadari bahwa di balik keluhan-keluhan kita terdapat kenikmatan-kenikmatan yang belum kita syukuri... sebut saja nikmat kita dapat berkedip Permukaan luar mata kita tertutup oleh lapisan air mata. Lapisan air mata ini tidak hanya berfungsi untuk melumasi bola mata, tapi juga untuk membersihkan debu yang masuk ke dalam mata. Mengedipkan mata dapat menyebabkan air mata di permukaan bola mata. Orang pada umumnya mengedipkan mata 20 kali setiap menit. Namun, apabila kita menonton televisi atau main komputer dalam jangka waktu lama, kita akan kurang mengedipkan mata. Mata kita jadi kering dan terasa tidak nyaman. Jadi, bila kita sangat lama memakai kacamata, 50 menit sekali kita harus menutup mata untuk mengistirahatkannya.... dan apa jadinya jika Allah cabut nikmat dengan tidak dapat berkedip...??? fa bi ayyi aalaai robbikumaa tukadzzibaan...
Allah ampuni hambaMu yang selalu mengeluh dan lupa mengucap syukur padaMU...
Meyakini diri bahwa skenario Allah itu indah,,, dan apapun yang terjadi saat ini dalam proses hidup kita, inilah yang terbaik menurut Allah untuk kita...
Syukur...syukur...syukur... yaa Allah...
Syukur...syukur... Alhamdulillah... (Raihan's song)
Sabtu, 30 Januari 2010
SAVE THE EARTH ala Santri Putri
Setelah membaca Kompas edisi tentang upaya walikota Washington DC meminimalisir sampah plastic , aku langsung teringat pemberlakuan peraturan baru PPAWATI yang meng”haram”kan penggunaan plastic di lingkungan Pondok Pesantren Attaqwa Putri. Saat ini, para santri sangat dilarang keras untuk menggunakan atau menyimpan plastic belanjaan. Sebagai permulaan petugas math’am (kantin), maqshof (cafetaria) dan syirkah (koperasi) menyediakan paper bag gratis untuk seluruh santri dan asatidzah. Selain itu para wali santri juga diwajibkan mengganti plastik atau kertas bungkus nasi dengan rantang untuk mengirim nasi/makanan dari rumah. Dan Alhamdulillah setelah ± dua minggu peraturan ini berlangsung, sampah yang menjadi masalah krusial di Pondok sudah berkurang. Mudah2n ini akan terus berlangsung sebagai salah satu upaya untuk menyelamatkan bumi kita.....
Senin, 11 Januari 2010
ATTAQWA PUTRI JUARA NASIONAL MQK HADIAH HAJI
Allahu Akbarr… Subhaanallah.. Puji-pujian selalu terucap dari lisan ini setelah mendengar pengumuman bahwa utusan santri Attaqwa Putri NURHUSNA binti Alm. SAIPUDIN mendapat JUARA I Bidang Tafsir dan NURATIQOH binti H. ZAHRUDDIN JUARA II Bidang Hadits pada Musabaqoh Qiroatul Kutub (MQK) Tingkat Provinsi Jawa Barat bulan November 2008 lalu, mereka berhasil mengalahkan puluhan santri utusan dari pondok pesantren se-Jawa Barat. Musabaqoh yang diadakan di Pesantren Al-Masthuriyah Sukabumi ini merupakan seleksi untuk mewakili Provinsi Jawa Barat pada MQK tingkat Nasional di Banjar Masin, Kalimantan Selatan (Desember 2008 ).
Ustadzah Hh. Abidah Noer, Lc dan Ustdzh. Luthfiyah Jawwas, S.Ag merasa bangga atas kemenangan yang diraih oleh santri binaan mereka, setelah lebih kurang tiga bulan mereka digembleng secara khusus membaca kitab plus nahwu-shorof dan syarahnya. "Sungguh kami kagum atas kemampuan santri Attaqwa Putri, walau wajah mereka masih innocent dan dalam usia yang relatif muda namun kemampuan membaca kitabnya patut diacungi jempol" ujar salah seorang Dewan Juri.
Nurhusna sebagai pemenang pertama otomatis menjadi utusan Jawa Barat di Tingkat Nasional, tentunya kerja keras dari para Pembina Qiroatul Kutub di Pondok Pesantren Attaqwa Putri lebih greget lagi. “kami ingin menunjukkan kepada semua bahwa santri putri bisa berprestasi di tingkat Nasional” ucap Ustdzh. Hh.Abidah Noer, Lc, atau yang biasa dikenal dengan sebutan Ustadzah Dedeh, dan Alhamdulillah berkat keyakinan, usaha dan kerja keras tersebutlah Nurhusna berhasil mengalahkan peserta-peserta utusan dari 30 provinsi yang berpartisipasi pada MQK Tingkat Nasional yang diadakan di Pondok Pesantren Al-Falah, Banjarmasin, Kalimantan Selatan dengan meraih JUARA II. "Mudah-mudahan keberhasilan ini menjadi motivasi untuk santri yang lain agar tambah semangat dalam belajar Qiroatul Kutub" ujar Ustadzah Hh. Atiqoh Noer Alie, MA.
Rona gembira dan bangga bercampur syukur pada yang Maha Kuasa terpancar dari raut wajah Nurhusna selain dapat mengharumkan nama Pondok Pesantren Attaqwa Putri di Tingkat Nasional, tentunya dengan membawa hadiah jutaan rupiah, dan satu lagi anugrah yang tidak pernah disangka sebelumnya bahwa Pemerintah Kabupaten Bekasi memberikan hadiah khusus untuk Nurhusna yaitu Tabungan Haji dan Umroh untuk diberangkatkan pada tahun 2012. "Mudah-mudahan Santri-santri Attaqwa akan terus berprestasi di segala bidang dan dapat mengharumkan nama Attaqwa" pesan dari Bapak KH. Moh Amin Noer, MA setelah mengetahui keberhasilan ini.
Tekad yang selalu terucap dari Ustadzah Hh. Abidah Noer bahwa Attaqwa Putri akan kembali mengutus santri pada MQK Tingkat Nasional tahun depan dan